Perjalanan - D' Pas'4
http://www.youtube.com/watch?v=sXS5nrKjwnM&feature=relmfu
We Are The Champion - Mutu Dukun
http://www.youtube.com/watch?v=v_Q4zTaxMUg&feature=relmfu
Selamat Ulang Tahun - Anak Ku
http://www.youtube.com/watch?v=w9WvpJZrUA0&feature=relmfu
Sabtu, 27 Oktober 2012
Sabtu, 20 Oktober 2012
Mutiara Kata Keluarga Bahagia
Bahagiakanlah keluarga kita sebelum membahagiakan orang lain.
Kesolehan keluarga menjadi penentu bagi tegaknya sesuatu bangsa yang aman, makmur dan sejahtera.
Sebahagian dari kesempurnaan kebahagiaan di dunia adalah memiliki keluarga yang bahagia.
Ciri orang yang mencintai keluarganya adalah dia selalu bersabar dalam mendidik akhlak dan keimanan keluarganya.
Seorang yang bekerja keras untuk menunaikan tanggung jawab kepada keluarganya adalah bukti kasihnya kepada keluarganya.
Tingginya darjat suami ditentukan oleh perjuangannya menjadi pemimpin
rumah tangga, sehingga dituntut menjadi teladan yang baik bagi keluarga
yang dipimpinnya.
Sesungguhnya keluarga itu tempatnya yang aman dan selesa dalam berkongsi suka dan duka.
Kasih sayang yang terjalin diantara anak dan ibubapa mampu melahirkan sikap jujur dan terbuka.
Kekuatan cinta yang tulus mampu menggerakkan lisan untuk senantiasa berterima kasih kepada pasangan, anak ataupun ibubapanya.
Mencintai keluarga adalah amanah bagi setiap manusia.
Pecinta keluarga tidak akan membiarkan dalam rumahnya berlaku keburukan dan kemaksiatan.
Anak-anak lebih memerlukan contoh dan keteladanan dari kedua ibu-bapa mereka daripada celaan dan kekerasan.
Kehidupan kita akan berubah apabila dimulai dengan perubahan diri, keluarga dan persekitaran.
Mahkota orang tua adalah anak cucunya dan kehormatan anak-anak adalah kerana nenek moyang mereka.
Apabila setiap ahli keluarga saling mencintai, menyayangi, dan saling
mengalah, nescaya seluruh masyarakat akan menjadi baik, aman dan damai.
Keharmonian keluarga terletak pada sikap tanggungjawab dan terbangunnya komunikasi yang sihat diantara ahli keluarga.
Komunikasi dalam keluarga akan senantiasa terpelihara selama komunikasi dengan Allah pun tetap terjaga.
Keluarga yang dekat dengan Allah akan menjadi keluarga yang layak ditolong olehNya dalam setiap urusannya.
Rasul saw bersabda, paling dekat dengan ku kedudukannya kelak pada
hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya dan sebaik-baik kamu
ialah yang paling baik terhadap keluarganya.
Barangsiapa bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya, maka dia adalah seumpama seorang mujahid dijalan Allah.
Warisan termahal dan terbaik dari diri kita untuk keluarga, keturunan, dan masyarakat adalah keindahan akhlak kita.
Allah mencintai orang-orang yang selalu berjuang memperbaiki diri, keluarga dan masyarakat.
Cintailah suami atau isteri kita dengan memuliakan ibubapa dan keluarganya.
Bagaimana kita bersikap kepada anak-anak kita, begitu pulalah mereka
akan bersikap kepada kita. Maka berikan sikap yang terbaik kepada
mereka
Jika Allah cinta kepada sebuah keluarga, maka salah satu cirinya ialah keluarga itu dibukakan hati untuk ilmu agama.
Kebahagiaan sesuatu keluarga bukanlah diukur dari segi mata-benda, tapi sejauh mana keta’atan keluarga kepada Allah.
Ibadah seorang ibu adalah modal bagi lahirnya anak-anak yang soleh yang akan menjadi benteng bagi ibubapanya kelak di akhirat.
Senin, 15 Oktober 2012
Makna dan Ciri Keluarga Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah
Dalam kehidupan berkeluarga, kita sering sekali mendengar istilah Sakinah, Mawaddah dan wa Rahmah. Ketiga kata tersebut sering dikaitkan dengan keluarga yang harmonis. Mungkin dari kita belum mengetahui makna dari Sakinah, Mawaddah dan wa Rahmah.
Makna Sakinah
Kata
sakinah berasal dari bahasa Arab. Dalam bahasa Arab, kata sakinah
mengandung makna tenang, tenteram, damai, terhormat, aman, nyaman,
merasa dilindungi, penuh kasih sayang, dan memperoleh pembelaan. Dengan
demikian keluarga sakinah berarti keluarga yang semua anggotanya
merasakan ketenangan, kedamaian, keamanan, ketenteraman, perlindungan,
kebahagiaan, keberkahan, dan penghargaan.
Kata
sakinah juga sudah diserap menjadi bahasa Indonesia. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, kata sakinah bermakna kedamaian; ketenteraman;
ketenangan; kebahagiaan.
Makna Mawaddah
Kata
mawaddah juga berasal dari bahasa Arab. Mawaddah adalah jenis cinta
membara, perasaan cinta dan kasih sayang yang menggebu kepada pasangan
jenisnya. Mawaddah adalah perasaan cinta yang muncul dengan dorongan
nafsu kepada pasangan jenisnya, atau muncul karena adanya sebab-sebab
yang bercorak fisik. Seperti cinta yang muncul karena kecantikan,
ketampanan, kemolekan dan kemulusan fisik, tubuh yang seksi; atau muncul
karena harta benda, kedudukan, pangkat, dan lain sebagainya.
Biasanya
mawaddah muncul pada pasangan muda atau pasangan yang baru menikah,
dimana corak fisik masih sangat kuat. Alasan-alasan fisik masih sangat
dominan pada pasangan yang baru menikah. Kontak fisik juga sangat kuat
mewarnai pasangan muda. Misalnya ketika seorang lelaki ditanya, “Mengapa
anda menikah dengan perempuan itu, bukan dengan yang lainnya?” Jika
jawabannya adalah, “Karena ia cantik, seksi, kulitnya bersih”, dan lain
sebagainya yang bercorak sebab fisik, itulah mawaddah.
Demikian
pula ketika seorang perempuan ditanya, “Mengapa anda menikah dengan
lelaki itu, bukan dengan yang lainnya ?” Jika jawabannya adalah, “Karena
ia tampan, macho, kaya”, dan lain sebagainya yang bercorak sebab fisik,
itulah yang disebut mawaddah.
Kata
mawaddah juga sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia, menjadi mawadah
(dengan satu huruf d). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
mawadah bermakna kasih sayang.
Makna Rahmah
Rahmah berasal
dari bahasa Arab. yang berarti ampunan, anugerah, karunia, rahmat,
belas kasih, juga rejeki. Rahmah merupakan jenis cinta dan kasih sayang
yang lembut, terpancar dari kedalaman hati yang tulus, siap berkorban,
siap melindungi yang dicintai, tanpa pamrih “sebab”. Bisa dikatakan
rahmah adalah perasaan cinta dan kasih sayang yang sudah berada di luar
batas-batas sebab yang bercorak fisik.
Biasanya
rahmah muncul pada pasangan yang sudah lama berkeluarga, dimana tautan
hati dan perasaan sudah sangat kuat, saling membutuhkan, saling memberi,
saling menerima, saling memahami. Corak fisik sudah tidak dominan.
Misalnya
seorang kakek yang berusia 80 tahun hidup rukun, tenang dan harmonis
dengan isterinya yang berusia 75 tahun. Ketika ditanya, “Mengapa kakek
masih mencintai nenek pada umur setua ini?” Tidak mungkin dijawab
dengan, “Karena nenekmu cantik, seksi, genit”, dan seterusnya, karena si
nenek sudah ompong dan kulitnya berkeriput.
Demikian
pula ketika nenek ditanya, “Mengapa nenek masih mencintai kakek pada
umur setua ini?” Tidak akan dijawab dengan, “Karena kakekmu cakep,
jantan, macho, perkasa”, dan lain sebagainya; karena si kakek sudah
udzur dan sering sakit-sakitan. Rasa cinta dan kasih sayang antara kakek
dan nenek itu bahkan sudah berada di luar batas-batas sebab. Mereka
tidak bisa menjelaskan lagi “mengapa dan sebab apa” masih saling
mencintai.
Kata
rahmah diserap dalam bahasa Indonesia menjadi rahmat (dengan huruf t).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata rahmah atau rahmat bermakna
belas kasih; kerahiman; karunia (Allah); dan berkah (Allah).
Ciri Keluarga Sakinah
Saya
sering membuat ciri yang sederhana, kapan keluarga anda disebut
keluarga sakinah. Misalnya seorang suami bekerja di luar rumah, dan
pulang ke rumah setiap sore jam 17.00. Jika suami ini merasa tenang,
damai, nyaman, tenteram saat semakin dekat ke rumah, maka ia memiliki
perasaan sakinah. Namun jika setiap kali mau pulang, semakin dekat ke
rumah hatinya semakin gelisah, tidak nyaman, enggan pulang karena tidak
tenang, maka sangat dipertanyakan dimana rasa sakinahnya.
Demikian
pula saat isteri di rumah, ia mengetahui bahwa setiap jam 17.00
suaminya pulang ke rumah. Jika semakin dekat dengan jam kepulangan
suami, hatinya semakin bahagia, tenang dan tenteram, maka ia memiliki
perasaan sakinah. Namun jika semakin dekat dengan jam kepulangan suami
hatinya berdegup kencang, tidak tenang, takut dan gelisah, maka sangat
dipertanyakan dimana sakinahnya.
Apalagi
jika si isteri berdoa “Semoga suamiku tidak jadi pulang, semoga suamiku
dapat tugas lembur lagi sampai bulan depan”; atau bahkan “Semoga
suamiku kecelakaan dan meninggal dunia”, maka sakinah sudah tidak ada
lagi.
Langganan:
Postingan (Atom)